Menggantungkan Asa...

Ketika aku amat membutuhkanmu, namun aku hanya mampu terdiam. Diam dalam gejolak rasa meluap yang harus mampu aku bendung. Aku terlalu berharap banyak pada apa yang sudah seharusnya tak lagi diharapkan.

Kadang jika lupa, aku masih selalu melihat asa padamu. Aku masih sering berharap banyak padamu disaat bersamaan aku menyadari bahwa kamu bukan milikku, walau mungkin dulunya dicipta untukku.

Kesalahan demi kesalahan dimasa lalu hanya menyisakan sesal dan air mata dimasa kini. Dampak dari rasa yang masih tersisa. Andai waktu bisa diulang kembali. Kupastikan tak akan begini jadinya.

Mengharap akan segalanya bisa menjadi indah bersamamu kini bagai menggenggam angin. Tersentuh namun tak terasa pun terlihat apalagi. Aku hanya bisa kembali diam. Diam dan termenung akan mengapa harus jadi begini. Dan termenung akan apa yang ada didepan.

Akankah ini akan berakhir seperti yang seharusnya. Seharusnya yang aku mau. Mungkin sulit. Sangat sulit malah. Lagi-lagi aku menjadi amat bodoh dengan hati dan pikiranku sendiri. Entah kemana keberanian untuk menahan ingat dan membangun hal baru itu. Adakah ia tertahan bersama rasaku yang amat dalam padamu.

Semoga saja kebahagiaan yang dulu ada. Yang saat ini terasa jika bersama, tak menjadi hal semu ketika aku harus beranjak yang entah kapan itu akan berlaku. Aku hanya seorang manusia yang bisa amat rapuh dalam kondisi yang tak menentu ini.

Dari lubuk hatiku yang paling dalam, aku sayang kamu. Bahkan jika nantinya aku benar2 tak lagi bersamamu.

Mampang 22092015
daenkmar

Comments