Tadi, jam enam pagi aku dah berangkat dari kantor, menuju Banten. Sekitar dua jam perjalanan, memang sih cuma ke balaraja, tapi begitu keluar tol, jauhnya minta ampun deh tuh lokasi tujuan. Untuk sampai kesana, makin ke dalam makin sempit jalannya, akhirnya tinggal jalan setapak. Tujuan aku dan reporterku, yanti, adalah sebuah sekolah dasar ditengah sawah di desa Cisoka, Balaraja. SD Pasanggarahan.
Gedungnya terlihat dari jarak dua kilo meter karena dia ada diatas gunung dan dikelilingi sawah. Pemandangannya cukup indah. Dari tempat parkir mobil, kami masih harus berjalan sekitar 500 meter untuk tiba di sekolah itu.
Bentuk sekolahnya L. Pada sisi pertama adalah gedung baru, sisi lainnya adalah gedung lama. Nah yang unik adalah, tiga kelas disana, pelajarnya duduk di dalam kelas alias lesehan. Gedung boleh baru, tapi kursi dan meja gak ada. Dan ternyata ini udah berlangusng lama.
Jadi anak-anak sekolah ini kalo masuk kelas harus buka sepatu. Karena lesehan, anak-anak SD ini ada yang duduk santai, ada yang sambil sandaran di dinding kelas, ada yang tengkurap. Sungguh ironi, masih ada saja sekolah apalagi di tanah jawa yang kondisinya seperti itu.
Tak jauh dari sana, sekitar 2 kilometeran, ada SD sukatani. Disini gak lesehan, tapi satu kelas bisa 90 orang muridnya. karena 4 kelas mereka yang lain hancur total. gentengnya udah banyak yang jatuh. Langit-langitnya udah pada jebol. Kayaknya kalo ada hujan deras dan sedikit angin, gedung ini akan hancur. Jadinya anak-anak sekolah itu, harus ditumpuk di tiga kelas. Satu kursi yang biasa untuk dua orang, ini ada yang diisi 3 sampai 5 orang. Kasihan yah.
Gimana generasi indonesia mau jauh lebih baik yah, kalo kondisinya seperti itu. Beberapa waktu yang lalu juga Presiden SBY, marah-marah di Pulau Seribu karena melihat kondisi sekolah disana yang juga hancur.
Semoga segera ada perubahan di sekolah-sekolah yang rusak itu.
MAR
Gedungnya terlihat dari jarak dua kilo meter karena dia ada diatas gunung dan dikelilingi sawah. Pemandangannya cukup indah. Dari tempat parkir mobil, kami masih harus berjalan sekitar 500 meter untuk tiba di sekolah itu.
Bentuk sekolahnya L. Pada sisi pertama adalah gedung baru, sisi lainnya adalah gedung lama. Nah yang unik adalah, tiga kelas disana, pelajarnya duduk di dalam kelas alias lesehan. Gedung boleh baru, tapi kursi dan meja gak ada. Dan ternyata ini udah berlangusng lama.
Jadi anak-anak sekolah ini kalo masuk kelas harus buka sepatu. Karena lesehan, anak-anak SD ini ada yang duduk santai, ada yang sambil sandaran di dinding kelas, ada yang tengkurap. Sungguh ironi, masih ada saja sekolah apalagi di tanah jawa yang kondisinya seperti itu.
Tak jauh dari sana, sekitar 2 kilometeran, ada SD sukatani. Disini gak lesehan, tapi satu kelas bisa 90 orang muridnya. karena 4 kelas mereka yang lain hancur total. gentengnya udah banyak yang jatuh. Langit-langitnya udah pada jebol. Kayaknya kalo ada hujan deras dan sedikit angin, gedung ini akan hancur. Jadinya anak-anak sekolah itu, harus ditumpuk di tiga kelas. Satu kursi yang biasa untuk dua orang, ini ada yang diisi 3 sampai 5 orang. Kasihan yah.
Gimana generasi indonesia mau jauh lebih baik yah, kalo kondisinya seperti itu. Beberapa waktu yang lalu juga Presiden SBY, marah-marah di Pulau Seribu karena melihat kondisi sekolah disana yang juga hancur.
Semoga segera ada perubahan di sekolah-sekolah yang rusak itu.
MAR
Comments